Cari Blog Ini

Minggu, 03 April 2011

POTENSI EKOWISATA TN KUTAI

Posting blog oleh Nanang Sasmita, M.Si


Wisata

TN Kutai memiliki beberapa Daerah Tujuan Wisata Alam (DTWA) yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat, yaitu Teluk Kaba, Selimpus, Sangkima dan Prevab – Mentoko.

DTWA Teluk Kaba

Secara administratif, DTWA Teluk Kaba berada di wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I Suka Rahmat, tepatnya di Km 27 Jalan Poros Bontang – Sangatta dari Kota Bontang. Lokasi ini dapat dicapai melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut.

Dengan melalui jalur darat, dibutuhkan waktu sekitar 15 menit dari simpang tiga Jalan Poros Bontang– Sangatta melewati jalan tanah sepanjang 6 km. Jalan ini sebagian kondisinya masih kurang bagus, bahkan pada musim hujan hanya bisa dilewati oleh kendaraan four wheel drive (4WD).

Apabila ingin melewati jalur laut, pengunjung dapat menyewa ketinting (perahu kayu) di Pelabuhan Tanjung Limau dan perjalanan sampai ke Teluk Kaba dapat ditempuh selama 1,5 jam atau sekitar 45 menit dengan menggunakan speedboat.

Potensi yang ada di DTWA Teluk Kaba, antara lain hutan mangrove yang masih alami dan dapat dinikmati melalui trail kayu ulin, beberapa tipe hutan dari hutan pantai sampai dengan hutan alam yang dapat ditempuh melalui trail wisata, flora kantong semar (Nepenthes mirabilis), fauna seperti berbagai burung, orangutan, bekantan, dan kera ekor panjang, serta fenomena matahari terbit yang dapat dinikmati di pinggir pantai Selat Makassar.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah: studi vegetasi mangrove, berkemah, memancing, dan pengamatan burung.

Fasilitas yang disediakan di lokasi ini adalah: penginapan, pusat informasi, shelter, trail wisata, perahu ketinting, sumber air bersih, dan camping ground.

DTWA Selimpus

Secara administratif, DTWA Selimpus berada di wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I Suka Rahmat. DTWA ini baru ditemukan oleh tim survei Balai TN Kutai pada tahun 2002. Berdasarkan hasil survei tersebut, lokasi ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata petualangan dan penjelajahan. Selama ini hanya kalangan pecinta alam saja yang telah mengunjungi lokasi ini. Keberadaan lokasi ini juga baru diketahui sebagian masyarakat, karena belum dibuka sebagai DTWA oleh Balai TNK.

DTWA Selimpus dapat ditempuh melalui jalur darat dari Kota Bontang atau Sangatta selama kurang lebih 45 menit sampai ke pintu masuk calon DTWA yang terletak di sebelah kiri Jembatan Selimpus, Desa Persiapan Kandolo. Untuk menikmati berbagai obyek wisata yang ada di lokasi ini dibutuhkan waktu 3 – 4 hari perjalanan dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalan setapak.

Potensi yang ada di DTWA Selimpus, antara lain sumber mata air asin yang keluar dari celah bebatuan, air terjun, danau, serta beberapa goa (goa kelelawar, goa buaya, goa laba-laba dan goa tanah). Kegiatan yang dapat dilakukan adalah memancing dan menyelusuri goa (penjelajahan).

Di lokasi ini tidak dibangun fasilitas wisata seperti penginapan/guesthouse karena DTWA ini difokuskan sebagai DTWA minat khusus, oleh karenanya selama menikmati potensi di lokasi ini pengunjung dapat berkemah di sekitar danau yang sekaligus sebagai sumber air bersih.

TWA Sangkima

Lokasi DTWA Sangkima secara administratif berada di wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah II Sangatta. Saat ini, DTWA ini merupakan satu-satunya DTWA di TN Kutai yang cukup banyak dikunjungi, karena aksesibilitasnya paling mudah. Terletak di Km 38 Jalan Poros Bontang – Sangatta, dimana pengunjung hanya memerlukan waktu sekitar 50 menit dari Bontang atau Sangatta untuk mencapai lokasi ini dengan transportasi darat.

Potensi yang ada di DTWA Sangkima antara lain adalah hutan alam dengan berbagai tumbuhan terutama dari famili Dipterocarpaceae, pohon ulin raksasa dengan diameter 2,47 m, fauna (orangutan, owa-owa, beruk, monyet ekor panjang, dan berbagai jenis burung), flora endemik Kalimnatan yaitu pasak bumi, serta berbagai obyek wisata menarik, seperti rumah pohon, pemandian tujuh putri (mata air yang mengalir melewati bebatuan bertingkat), dan beberapa macam jembatan.

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: penjelajahan hutan, penelitian, dan berkemah. Fasilitas yang tersedia adalah: penginapan, pusat informasi, balai pertemuan umum, camping ground, tempat persemaian, shelter, dan trail wisata.

DTWA Prevab – Mentoko

DTWA Prevab – Mentoko secara administratif berada di wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah II Sangatta. Prevab berbatasan langsung dengan areal industri batubara PT KPC dan hanya dibatasi oleh Sungai Sangatta yang merupakan batas utara TN Kutai.

Prevab dapat dicapai melalui dua alternatif jalur sungai dengan menyewa ketinting pada penduduk. Alternatif pertama, pengunjung dapat melewati Sungai Sangatta sekitar 2 jam dari Pos Pinang yang terletak di pintu gerbang Kota Sangatta. Alternatif kedua, dengan menuju Dermaga Papa Charlie yang terletak di Desa Kabo Jaya (sekitar 15 menit dari Kota Sangatta) dan melanjutkan menyusuri Sungai Sangatta dengan menggunakan ketinting selama 30 menit.

Sedangkan Mentoko merupakan lokasi yang berada di arah hulu Sungai Sangatta. Lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan ketinting saat sungai sedang pasang. Selama menyusuri sungai menuju Mentoko terdapat jeram-jeram kecil yang cukup menantang bagi pengunjung yang berjiwa petualang.

Sebagai salah satu habitat orangutan terbaik di Kalimantan Timur, Prevab – Mentoko dijadikan sebagai Pusat Penelitian Orangutan (Camp Kakap) pertama kali oleh peneliti berkebangsaan Jepang, Dr. Akira Suzuki dari Universitas Kyoto. Karena lokasinya yang cukup jauh, kondisi hutan Prevab – Mentoko relatif masih terjaga. Degradasi hutan akibat kebakaran hutan tahun 1982/1983 dan 1997/1998 telah membuat kawasan ini menjadi lokasi yang sangat baik untuk melakukan penelitian tentang suksesi hutan alam.

Untuk melengkapi kebutuhan wisata pendidikan, terdapat Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) dilengkapi dengan jalur interpretasi yang dikenal dengan rute KanCiL (Pendidikan Cinta Lingkungan).

Fasilitas yang ada di Prevab, antara lain penginapan di PPLH, penginapan di Camp Kakap, pusat informasi, sumber air bersih, shelter dan trail wisata. Sedangkan di Mentoko belum tersedia fasilitas wisata.