Cari Blog Ini

Rabu, 01 April 2015

SEDIKIT PENGETAHUAN TENTANG EKOLOGI MURBEI (Morus sp)


Sedikit pengetahuan Tentang Ekologi Murbei (Morus sp)

Murbei adalah tanaman berkayu dan berdaun lebar. Tanaman murbei telah lama dibudidayakan untuk pemeliharaan ulat sutera. Dalam beberapa tahun terakhir, peran tanaman murbei dalam pencegahan dan pengendalian lahan kritis, konservasi tanah dan air, pengelolaan lahan untuk kehutanan telah banyak diidentifikasi. Sementara itu, banyaknya manfaat tanaman murbei antara lain sebagai pakan ternak, buah dan teh secara bertahap telah banyak dieksplorasi. Sebagai spesies dengan distribusi geologi yang luas, murbei memiliki tipe ekologi yang berlimpah berdasarkan seleksi alam jangka panjang. Di negara Cina, tanaman murbei terdistribusi merata dan dibudidayakan dari dataran tinggi dengan ketinggian 3600 m, dari Xinjiang di barat Cina ke pantai di timur Cina, dan dari selatan Hainan ke utara Heilongjiang (Jian et al 2013).



Peran Ekologi Murbei (Morus sp)
Tanaman Murbei di Amerika Serikat menurut Nowak (2002) termasuk salah satu katagori tanaman Urban Vegetation yang secara langsung maupun tidak langsung membantu untuk meningkatkan kualitas udara bersih, mengurangi suhu dan efek mikroklimat pada lingkungan atmosfir. Pohon murbei (Morus sp) merupakan tanaman penyerap karbon yang baik. Diperkirakan bahwa 1 mu pohon murbei mampu menyerap sekitar 4.162 kg CO2 atau setara dengan 135 kg karbon dan melepaskan 3.064 kg oksigen setiap tahunnya (1 ha = 15 mu). Selain itu, daun murbei memiliki daya tahan tinggi dan dapat menyerap polutan udara tertentu seperti klorin, hidrogen chlorida dan sulfurdioksida. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurang dari 6 jam proses fumigasi sekitar 0,79 × 10-6 konsentrasi sulfur dioksida, 1 kg daun murbei dapat menyerap 5,7726 g sulfurdioksida dan 1 m3  murbei mampu menyerap 20 ml gas sulfurdioksida setiap hari. Murbei adalah jenis pohon yang tahan terhadap pencemaran sulfurdioksida dan memiliki resistensi yang tinggi terhadap pencemaran klorin. Dalam kondisi polusi udara yang tinggi, daun murbei tetap tidak rusak atau apabila mengalami kerusakan jumlahnya kurang dari 20% dari total luas daun. Tanaman murbei dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Lu et al 2004).

Murbei adalah jenis pohon yang ideal sebagai pemandangan alam karena fitur yang sangat baik dalam bentuk pohon, warna daun, pertumbuhan yang baik dan memiliki ketahanan tinggi. Sebagai spesies tanaman, murbei tahan terhadap kekeringan dan banjir. Hal ini dapat ditanam di sepanjang tepi sungai, di tepi lapangan, di lereng-lereng, di sudut-sudut taman, di sepanjang pinggir jalan, di taman untuk umum dan tempat-tempat rekreasi lainnya. Tanaman murbei ini adalah jenis pohon yang sangat baik untuk penghijauan. Tanaman murbei di Cina ditanam sebagai pohon kota, misalnya di Karamay City, Xinjiang serta di beberapa negara Eropa seperti di Yunani dan Spanyol (Jian et al 2013).

1. Konservasi Tanah dan Air
Murbei memiliki sistem akar yang sangat kuat. Akarnya membentuk jaringan yang sangat kusut dan keras di dalam tanah. Perkebunan murbei secara ekologi mampu menekan badai pasir dan menjaga kelestarian tanah dan air. Menurut Jian et al (2013) percobaan tanaman murbei di Cina bahwa tanaman ini memiliki efisiensi agroekologi yang tinggi. Di kota Chongqing bahwa peranan murbei sebagai pencegahan erosi tanah. Tingkat agregasi tanah meningkat sebesar 25-50% dibandingkan dengan tanah yang ditanami tanaman lain dengan pola tanaman tradisional. Tingkat dispersi sebesar 3,7% dan indeks stabilitas air sekitar 1,9 kali untuk ditanam pada lereng bila dibandingkan dengan tanaman tradisional. Tingkat kerusakan agregat tanah dalam 10 menit pertama hanya 57% bila dibandingkan dengan pola tanaman tradisional. Volume dan koefisien limpasan berkurang sekitar 10-20%, erosi dapat diturunkan sekitar 55-67%, serta kadar pasir dari limpasan turun sekitar 48-59%.

Saat hujan deras, tanaman murbei memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengurangi limpasan total dan rasio pengayaan nutrisi (Shi et al 2005). Contoh pengamatan tanaman pada plot jagung di kebun murbei di Huangjia Kota Chongqing menunjukkan bahwa total volume limpasan berkurang antara 24,78% dan 37,83% bila dibandingkan dengan plot jagung. Total volume limpasan lumpur dan pasir berkurang antara 21.85% dan 33,55% dibandingkan dengan plot jagung. Erosi nutrisi tanah pada plot-plot jagung > plot murbei. Data percobaan menunjukkan bahwa volume limpasan tahunan di bawah tanaman murbei selama 5 tahun, berkurang sebesar 37,8% bila dibandingkan dengan di bawah tanah pada lahan lereng pertanian. Jangka waktu 10 tahun volume limpasan berkurang sekitar 91% bila dibandingkan dengan pada lahan pertanian semusim. Hal ini menunjukkan bahwa pohon murbei berpengaruh signifikan dalam mencegah erosi tanah (Du et al. 2001).

Sistem perakaran pada tanaman murbei (Morus alba) menurut Nan et al (2011) dapat menstabilkan tanah. Sistem akar murbei menempati ruang lebih besar daripada bagian udaranya. Sistem akar murbei memiliki tingkat akar tanah atas dan akar vertikal. Akar tunggang terpanjang yaitu 0,8 m di dalam tanah dan panjang akar lateralis lebih dari 0,9 m. Wilayah distribusi sistem akar bawah yaitu 4-5 kali ke daerah proyeksi tajuk pohon (Dai et al, 2009). Akar vertikal membentuk jaringan penyerapan air dan konsolidasi tanah spasial. Meskipun tidak ada vegetasi lain yang hadir, lahan pertanian dengan tanaman murbei mampu menstabilkan 3.067 kg km-2 pasir selama setahun.

2. Peningkatan Iklim Mikro
Kebun murbei bila dibandingkan dengan lahan pertanian semusim bahwa tanaman murbei berumur 5 tahun memiliki kelembaban 20% lebih tinggi, kandungan air dalam tanah 1,7-2,15% lebih tinggi. Kecepatan angin 30% lebih rendah, suhu udara rata-rata 2,8oC lebih rendah dan kapasitas menahan air maksimum pada tanah 20,57% lebih tinggi. Menurut pengamatan di daerah Qian'an Provinsi Hubei, bahwa tanaman murbei memiliki efek yang baik dalam melawan angin. Selama periode Juli-Oktober, kecepatan angin berkurang 0,15-0,52 ms-1, serta memiliki efek rata-rata lebih dari 44% dalam menahan angin (Liu et al. 2007, Xiao dan Shi 2006).

Adaptasi Lingkungan Tanaman Murbei (Morus sp)
Tanaman murbei termasuk tanaman yang mampu menahan kekeringan dan bencana alam lainnya. Hal ini sangat efektif dalam melawan angin dan pasir serta menstabilkan tanah. Saat ini, murbei telah digunakan sebagai jenis pohon ekologi untuk konservasi tanah dan air di dataran dataran tinggi (Jian et al 2013).

1. Adaptasi Tanah
Pohon murbei memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi untuk tanah. Pohon murbei bisa tumbuh subur di tanah yang dalam, berpori dan subur, tetapi juga tumbuh di tanah yang tandus dengan nutrisi yang buruk (Han, 2007). Kombinasi antara tanaman murbei dengan tanaman jagung dapat meningkatkan nilai kesuburan tanah (Nithya et al 2011). Nilai tanah dengan pH 5,3-8,4 masih tumbuh normal (Rathore, 2011). Pertumbuhan yang optimal pada tanaman murbei dengan pH tanah 6,2-6,8. Itulah alasan bahwa tanaman murbei memiliki distribusi yang luas dan pertumbuhan yang sangat baik.

2. Daya Tahan Terhadap Kekeringan
Pohon murbei memiliki ketahanan hidup yang sangat kuat. Dalam kondisi gersang atau semi kering sampai pada wilayah gurun dengan curah hujan tahunan antara 300-600 mm, murbei masih tumbuh dengan baik. Bahkan di daerah gurun Xinjiang dengan curah hujan tahunan < 150 mm, murbei masih dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Di daerah kelembaban tanah tinggi, koefisien transpirasi pohon murbei adalah 350-450. Di daerah dengan cekaman kekeringan, laju fotosintesis bersih, tingkat transpirasi dan efisiensi pemanfaatan air oleh daun murbei mengalami penurunan. Koefisien transpirasi dari beberapa jenis dan varietas murbei tahan terhadap kekeringan di utara Cina adalah 274, lebih rendah dari Populus diversifolia (300), Elaeagnus angustifolia (383), Buckthorn (483) dan Poplar (513). Koefisien tingkat layu dari jenis dan varietas murbei tahan terhadap kekeringan adalah 9, lebih rendah dari Aprikot (13), Elm (13), Poplar (15) dan jenis-jenis pohon lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman murbei beradaptasi dengan baik pada iklim kering (Jian et al 2013). Indikasi tanaman murbei memiliki daya tahan yang kuat terhadap kekeringan bahwa tanaman ini terus tumbuh sejalan dengan waktu dan tidak ada yang mati (Huang, 2012).



3. Daya Tahan Terhadap Genangan Air
Penelitian yang dilakukan Jian et al (2013) di Cina menunjukkan bahwa tanaman murbei dewasa dapat bertahan dari genangan air selama periode pertumbuhannya. Hal ini merupakan karakteristik yang sangat langka di antara tanaman xerophytic lainnya. Murbei memiliki daya tahan kuat pada kondisi genangan air. Pohon murbei yang mengalami genangan lebih dari 1 meter air, masih dapat berkecambah dan tumbuh menjadi jenis pohon dengan pertumbuhan terbaik setelah munculnya pengaman hidro-fluktuasi.



4. Adaptasi Suhu dan Lingkungan
Pohon murbei dapat menahan dingin dengan kondisi pembekuan -30oC dan dapat bertahan hidup pada suhu tinggi 40oC. Pohon murbei memiliki ketahanan yang tinggi terhadap kondisi dingin dan memiliki ketahanan tertentu pada tahap pertumbuhannya (Jian et al 2013). Sebagai contoh di Amerika Serikat dengan rentang geografis yang luas, tanaman murbei dapat tumbuh pada berbagai iklim. Tanaman murbei dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan iklim lembab subtropis seperti di wilayah tenggara Alabama dengan musim panas yang panjang dan musim dingin yang pendek. Hal ini juga terjadi pada iklim semi kering dan kontinental dari wilayah Colorado, dengan suhu harian tinggi dan rentang suhu tahunan, mempunyai tingkat evapotranspirasi potensial yang tinggi dan dalam kondisi angin kencang. Tanaman murbei dapat bertahan pada suhu yang dingin di wilayah Massachusetts, di mana suhu rata-rata pada bulan Januari adalah -5°C dan suhu rata-rata bulan Juli adalah 20°C. Pada kondisi suhu hangat juga dapat tumbuh dengan baik seperti di wilayah utara Alabama di mana suhu rata-rata bulan Januari adalah 7,5°C dan suhu rata-rata bulan Juli adalah 26,7°C (Stone, 2009).

DAFTAR PUSTAKA
Agus, N. 2013. Serikultur Budidaya Sutera Alam. Panduan Budidaya Ulat Sutera Alam. Bandung. Hal 8-11
Astuti, T. Clara M. Kusharto. 2009. Pupa-Mulberry (Morus Sp) Powder as an Alternative Nutritious Food Source. Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2009 4(1): Hal 29-32.
Du Z H, Liu J F, Liu G, et al. 2001. Study on mulberry trees as both water and soil conservation and economy trees. Guangxi Sericulture, 38(3): 10-12.
Huang Xiao hui, Yin Xiao hua, Liu Yun, LI Jia xing, Xiong Xing zheng, Chen Yang. 2012. Effects of Drought Stress on Growth of Mulberry (Morus alba) Trees in the Hydro Fluctuation Belt of the Three Gorges Reservoir Area. Journal of Chongqing Normal University (Natural Science). Vol 29 No. 3 : 151-155
Nan Hong-wei, He Xiu-bin, Bao Yu-Hai. 2011. Influence of Root System of Morus alba to Shearing Resistance of Purple Soil. China Academic Journal Electronic Publishing. Institute of Mountain Hazards and Environment. School of Chinese Academy of Sciences, Beijing, China.
Nithya D, S.M. Poornima, R.P Murugan, V. Gopikrishnan, M. Radhakrishnan, Dhagira Bhivi and R. Balagurunathan. 2011. Influence of Biofertilizer and irrigation system for the growth and yield of Mulberry Plants. International Journal of Plant, Animal and Environmental Sciences. Vol 1 : 93-99.
Nowak. David J. 2002. The Effects of Urban Trees on Air Quality. USDA Forest Service, Syracuse, New York.
Nurhaedah, M. Rizal H.B. Achmad. 2013. Budidaya Ulat Sutera di Desa Sudu, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Kehutanan. Vol 10. No. 4. Hal 229-239.
Nurjayanti, E.D. 2011. Budidaya ulat sutera dan produksi benang sutera melalui sistem kemitraan pada pengusahaan sutera alam (PSA) Regaloh Kabupaten Pati. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol 7. No. 2, 2011: Hal 1 – 10.
Qin, C, Yang Li, Weining Niu, Yan Ding, Ruijie Zhang, Xiaoya Shang. 2010. Analysis and Characterisation of Anthocyanins in Mulberry Fruit. Czech J. Food Science. Vol. 28, 2010, No. 2. Hal 117-126.
Rathore, M.S. Y. Srinivasulu, R. Kour, G.M. Darzi, Anil Dhar and M.A. Khan. 2011. Integrated Soil Nutrient Management in Mulberry under Temperate Conditions. European Journal of Biological Sciences 3 (4): 105-111.
Shi D M, Lu X P, Liu L Z. 2005. Study on functions of soil and water conservation by mulberry hedgerow intercropping of purple soil slopping farmland in three gorges reservoir region. Journal of Soil Water Conservation, 19(3): 75-79.
Stone, Katharine R. 2009. Morus alba. In: Fire Effects Information System. U.S. Department of Agriculture, Forest Service, Rocky Mountain Research Station, Fire Sciences Laboratory
Syahrir, S, K. G. Wiryawan, A. Parakkasi, Winugroho, W. Ramdania. 2009. Daya Hambat Hidrolisis Karbohidrat oleh Ekstrak Daun Tanaman Murbei. Jurnal Agripet : Vol 9. No. 2: Hal 1-9.

Kamis, 19 Maret 2015

SEDIKIT OPINI TENTANG BIOPESTISIDA


SEDIKIT OPINI TENTANG BIOPESTISIDA

Apakah pengembangan biopestisida menunjang pertanian berkelanjutan
Pertanian kita menghadapi masalah yang destruktif akibat banyaknya hama dan penyakit seperti disebabkan oleh jamur, gulma dan serangga sejak dari jaman dahulu serta berdampak pada penurunan hasil produksi pertanian. Munculnya pestisida kimiawi, krisis ini untuk sementara waktu bahwa sebagian masalah tersebut dapat diselesaikan. Tetapi dampak lain dari ketergantungan pada pestisida kimia telah menyebabkan masalah lingkungan dan menyebabkan kesehatan bagi manusia menjadi hal yang serius.
Biopestisida atau pestisida biologis bahan utamanya berasal dari bahan-bahan alami seperti hewan, tumbuhan dan bakteri. Biopestisida adalah mikroorganisme, atau produk yang dihasilkan oleh mikroorganisme, tumbuhan atau mahluk hidup lainnya yang menunjukkan aktivitas biologis terhadap hama dan patogen tumbuhan dan dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan. Biopestisida berdasarkan target terdiri dari :
a) Biofungisida yaitu mengendalikan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur patogen.
b) Bioinsektisida yaitu untuk mengendalikan serangga hama pada tumbuhan.
c) Bioherbisida yaitu untuk mengendalikan gulma (tumbuhan pengganggu).
Sebagai contoh mengenai biopestisida seperti bawang putih, tanaman mint, pohon mimba, trembesi, tanaman pepaya dan tanaman lainnya memiliki peranan sebagai pestisida hayati. Menurut laporan USEPA pada akhir tahun 1998, ada sekitar 175 biopestisida dan 700 produknya. Biopestisida yang paling umum digunakan adalah organisme hidup (bakteri, virus dan jamur) yang bersifat patogen bagi hama. Ini termasuk biofungisida (Trichoderma), bioinsektisida (Bacillus thuringiensis) dan bioherbisida (Phytopthora).
Biopestisida dapat memberikan kontribusi penting untuk pertanian berkelanjutan dan membantu mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia, diantaranya yaitu :
a.  Biopestisida tidak berbahaya bagi lingkungan.
    Biopestisida umumnya menargetkan satu hama tertentu atau sejumlah kecil hama yang terkait, berbeda dengan pestisida kimia mempengaruhi spektrum yang lebih luas bukan hanya pada hama dan serangga bahkan pada organisme yang bermanfaat lainnya seperti burung dan mamalia. Biopestisida lebih efektif dalam jumlah yang lebih kecil dan terurai dengan cepat, dengan demikian tidak menyebabkan masalah lingkungan yang terkait dengan pestisida kimia. Ketika digunakan dalam program manajemen pengendalian hama terpadu (PHT) diharapkan biopestisida berperan untuk mengurangi penggunaan pestisida konvensional (kimiawi), sedangkan hasil panen pertanian masih tetap tinggi.
b.   Biofungisida menggunakan Trichoderma secara ekonomi lebih murah.
Trichoderma merupakan jamur yang hadir dalam hampir di tanah dan habitat yang beragam lainnya. Trichoderma menyerang parasit jamur lainnya. Sejauh ini bahwa Trichoderma berhasil mengendalikan jamur tanaman yang bersifat patogen. Biopestisida Trichoderma secara teknis dan ekonomi lebih murah dan hanya membutuhkan pengetahuan dasar dari mikrobiologi.
c.  Bioherbisida dengan jamur patogenic lebih murah secara ekonomi
Kontrol biologis terhadap tumbuhan gulma sengaja untuk menggunakan musuh alami dalam mengendalikan pertumbuhannya. Menurut Watson dari Departemen Ilmu Tanaman di Universitas Kanada, perkembangan bioherbisida telah sukses untuk pengendalian gulma seperti pengendalian eceng gondok dan gulma lainnya. Jenis jamur seperti Phytopthora palmivora dan Colletotrichum gloeosporioides telah berhasil untuk digunakan dalam pengendalian gulma. Watson telah menunjukkan percobaan yang sukses dimana patogen jamur Puccinia chondrillina (dari gulma Chondrilla yang terjadi pada ladang gandum) yang tersebar di sebagian besar Australia selama periode sembilan bulan, dan diperkirakan menghemat biaya bagi industri gandum sebesar 10-20 juta dollar per tahun.
d.  Bioinsektisida menggunakan bakteri dan jamur secara ekologi ramah lingkungan
Bacillus thuringiensis (BT) menghasilkan toksin protein yang dirilis dalam usus serangga setelah tertelan. Sekali di dalam usus, toksin menginduksi kelumpuhan midgut. Hal ini pada akhirnya menyebabkan kematian serangga. Dalam dokumen laporan FAO oleh Profesor Taborsky dari Praha Agriculture University (Cekoslovakia) bahwa yang menjanjikan untuk pengendalian hama serangga adalah jamur Metarhizium anisopliae. Ini telah berhasil digunakan sebagai kontrol untuk serangga hama Clones punctiventris. Jamur ini menempel pada kutikula serangga dan menembus exoskeleton. Dalam tubuh inang, menghasilkan zat kimia yang disebut destruxins, yang akhirnya menyebabkan kematian pada serangga. Pengendalian hama dengan bioinsektisida dapat mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia dan secara ekologi lebih ramah lingkungan.

 PHEROMONE TRAPS :
Plastic containers with bio-pesticides inside are seen across a field of bitter gourds in Jessore.
Photo: ISPAHANI

Apa perbedaan biopestisida dengan pestisida sintetis
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Hama yang dimaksud di sini sangat luas, yaitu serangga, tungau, pengganggu tumbuhan, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteri dan virus, kemudian berbagai nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan pertanian.
Pestisida sintetis (kimia) merupakan pestisida yang bahan aktif dan formulanya terbuat dari bahan kimia, sangat efektif dalam mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) namun meninggalkan residu yang sangat berbahaya bagi manusia (konsumen) dan lingkungan sekitar (ekosistem).
Biopestisida (pestisida biologi) merupakan mikroorganisme, atau produk yang dihasilkan oleh mikroorganisme, tumbuhan atau mahluk hidup lainnya yang menunjukkan aktivitas biologis terhadap hama dan patogen tumbuhan dan bisa digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan.
Dari kedua penjelasan tersebut, perbedaan penggunaan pestisida sintetis dan biopestisida, yaitu :
>  Struktur penyusun
Biopestisida dihasilkan oleh mikroorganisme, tumbuhan atau mahluk hidup lainnya. Sedangkan Pestisida sintetis (Kimia) merupakan pestisida yang bahan aktif dan formulanya terbuat dari bahan kimia.
>  Proses aktivitasnya
Biopestisida menunjukkan aktivitas biologis terhadap hama dan patogen tumbuhan dan digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan, berupa :
a. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misalnya dengan bau yang menyengat,
b. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot,
c. Merusak perkembangan telur, larva dan pupa,
d. Menghambat reproduksi serangga betina,
e. Racun syaraf bagi hama,
f.  Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga,
g. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga,
h. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri,
i.  Menyebabkan gangguan metamorfosa dan gangguan makan bagi serangga.
Sedangkan Pestisida sintetis seluruhnya menunjukan proses kimia dalam pemberantasan hama dan penyakit, yaitu berupa :
a. Diproduksi oleh industri kimia sehingga mudah di dapatkan di berbagai tempat,
b.  Zatnya kimia lebih cepat bereaksi pada tanaman yang diberi pestisida,
c.  Kemasan pestisida kimia dibuat lebih praktis,
d.  Menyebabkan daya racunnya yang tinggi (langsung mematikan bagi serangga)
>  Tingkat keawetan
Biopestisida menunjukkan aktivitas biologis sehingga produknya tidak tahan lama karena sangat tergantung pada siklus atau daur biologis. Sedangkan pestisida sintetis memiliki sifat tahan lama untuk disimpan.
>  Takaran, dosis atau konsentrasi
Biopestisida dengan takaran, dosis atau konsentrasinya biasanya rendah karena tergantung pada siklus atau daur biologis. Sedangkan pestisida sintetis menggunakan takaran, dosis atau konsentrasinya yang tinggi untuk lebih cepat dalam memberantas hama dan penyakit.
>  Pengguna (user)
Biopestisida biasanya digunakan dalam skala kecil dan rumah tangga. Sedangkan pestisida sintetis selain untuk skala rumah tangga tapi lebih banyak pada pertanian skala besar atau perusahaan perkebunan.
Hasil produksi pertanian
Biopestisida menunjukkan hasil produksi pertanian cukup tinggi serta berkelanjutan dan produk pangannya aman bagi kesehatan manusia. Sedangkan pestisida sintetis walaupun secara langsung menunjukan produksi tinggi tetapi dianggap tidak aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
>  Kekurangan-kekurangan
Kekurangan dari Biopestisida yaitu :
a. Cepat terurai di alam,
b. Daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering,
c. Produksinya belum dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku,
d. Kurang praktis,
e. Tidak tahan lama untuk disimpan,
f.  Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga),
g. Cara kerjanya (efek mortalitasnya) lambat,
h. Harus disemprotkan secara berulang-ulang.
Sedangkan kekurangan dari pestisida sintetis yaitu :
a. Hama menjadi kebal (resisten),
b. Potensi populasi peledakan hama baru (resurjensi),
c. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen,
d. Pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia,,
e. Tidak ramah lingkungan,
f.  Harganya mahal,
g. Matinya musuh alami hama tanaman,
h. Matinya organisme yang berguna.

Bagaimana sharing pasar biopestisida dibandingkan pestisida sintetis
Dampak masalah kesehatan dan lingkungan dari penggunaan pestisida sintetis (kimia) ditambah dengan dukungan pemerintah di banyak negara telah menjadi faktor utama memicu permintaan biopestisida semakin meningkat. Biopestisida adalah pestisida yang berasal dari bahan terbarukan seperti tanaman, hewan, bakteri dan beberapa mineral. Biopestisida digunakan untuk mengontrol pengaruh gulma, hama dan serangga pada tanaman di lapangan. Munculnya masalah kesehatan mengenai penggunaan pestisida sintetis telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar biopestisida global.
Pengembangan produk-produk pertanian organik bagi pasar di seluruh dunia telah menyebabkan kesadaran terutama pada tingkat konsumen di negara-negara maju. Pergeseran kecenderungan penerapan produk organik telah menyebabkan pertumbuhan pasar biopestisida global. Selain itu peran pemerintah di berbagai negara di seluruh dunia mempromosikan manfaat yang ditawarkan biopestisida akan lebih jauh dalam meningkatkan pertumbuhan pasar biopestisida. Namun demikian masih ada bagian yang cukup besar dari dunia yang tidak menyadari tentang manfaat yang ditawarkan biopestisida, sehingga faktor ini menjadi menghambat pasar biopestisida. Negara-negara miskin terutama di Asia dan Afrika masih kurang kesadaran tentang biopestisida dan aplikasinya.
Kondisi saat ini pasar biopestisida masih sangat kecil sekitar 1,3% dari total pestisida kebutuhan dunia. Sebagian besar biopestisida dipasarkan sebagai bioinsektisida, dengan share pasar sekitar 4,5% dari total insektisida. Namun demikian pertumbuhan pasar biopestisida diperkirakan meningkat sekitar 10-15% per tahun, atau lebih tinggi pertumbuhan pertahunnya dibandingkan dengan pertumbuhan pestisida sintetis sebesar 2%.
Pasar global untuk biopestisida masih relatif sangat kecil dibandingkan dengan pasar pestisida secara keseluruhan. Selain itu kekurangan profitabilitas untuk mempertahankan biopestisida di tingkat pasar. Di sisi lain, pestisida sintetis telah menguasai pasar secara keseluruhan selama beberapa dekade dan diproduksi dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan biopestisida. Jadi untuk mencapai skala ekonomi menjadi tantangan yang sulit untuk mengatasi masalah pasar biopestisida. Namun pada tingkat adopsi yang cepat dari biopestisida diharapkan dapat membantu perkembangan ekonomi dari pasar biopestisida. Amerika Utara merupakan pasar secara keseluruhan untuk biopestisida dan menyumbang lebih dari sepertiga pasar global. Namun karena peraturan yang ketat mengenai penggunaan pestisida sintetis membuat pasar Eropa menjadi potensi paling menarik pada masa yang akan datang.
Faktor-faktor menyebabkan sharing pasar biopestisida masih sangat kecil dibandingkan dengan pestisida sintetis yaitu karena faktor konsumen, promosi, manajemen, permintaan dan kelayakan usaha secara ekonomis. Berikut penjelasan secara lebih rinci mengenai faktor-faktor tersebut, yaitu :
>  Produk biologis cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga kurang meyakinkan para konsumen.
>  Keterbatasan bahan baku menyebabkan produksi biopestisida belum dilakukan dalam jumlah besar sehingga dalam skala usaha industri menjadi tidak ekonomis.
>  Daya simpan yang tidak tahan lama dan kemasannya kurang praktis dapat menghambat promosi untuk pasar biopestisida sehingga kurang meyakinkan konsumen.
>  Cara kerjanya (efek mortalitasnya) yang lambat dan daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga) menyebabkan permintaan biopestisida di pasar menjadi rendah.
>  Skala produksi masih pada tingkat rumah tangga dan manajemen kurang dikelola dengan baik sehingga dalam skala usaha menjadi tidak layak secara ekonomis.

FENOMENA MAHASISWA SYUTING (2005-2020)


FENOMENA MAHASISWA SYUTING (2005-2020)

Mendengar kata mahasiswa, pemerintahan orde lama dan orde baru akan merasa sedikit terganggu. Mahasiswa dianggap kaum intelek yang idialis, maka tidak heran orde lama tumbang oleh gerakan mahasiswa angkatan’66 dan orde baru tumbang oleh gerakan mahasiswa angkatan’98. Setelah reformasi, mahasiswa sudah berputar haluan dari kaum idialis menjadi kaum yang pragmatis, oportunis dan hedonis.

Gerakan Mahasiswa'98

Gerakan Mahasiswa'66


Mahasiswa menurut KBBI adalah ma·ha·sis·wa/n orang yang belajar di perguruan tinggi ; kemahasiswaan / ke·ma·ha·sis·wa·an/n seluk-beluk mahasiswa ; yang bersangkutan dengan mahasiswa : kuliah kerja nyata (KKN) tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Definisi mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.

Mengapa fenomena mahasiswa syuting era 2005-2020 menjadi marak?

Mengapa mahasiswa harus memakai jas almamater untuk menonton hiburan televisi swasta? Apakah ada kaitannya dengan perkuliahan, penelitian atau dengan pengabdian kepada masyarakat? Padahal tidak ada relevansinya sama sekali. Apa tidak lebih baik menonton acara hiburan melepaskan dulu jas almamaternya? PNS yang berkeliaran disaat jam kerja saja bisa ditertibkan oleh satpol PP. Barangkali sekarang ini mahasiswa harus lebih cerdas lagi, mana kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat atau sekedar kegiatan yang hanya hiburan (budaya hedonisme). Lebih beretika kalau jas almamaternya disimpan dulu di rumah, sebelum keluyuran atau menikmati hiburan dunia malam. Toh sebenarnya tidak ada kuliah di malam hari, kecuali mahasiswa hidup dalam komunitas "dunia lain."

Pengertian syuting, dalam KBBI tidak terdapat definisi kata yang dimaksud. Syuting berasal dari bahasa Inggris yaitu shooting. Dalam istilah budaya atau seni shooting bermakna the process of filming a film/movie, contohnya Shooting began early this year atau She was exhausted after a day's shooting. Kata shooting bisa memiliki arti to take photographs, or to make a movie or video. Contohnya We’re going to start shooting early tomorrow morning atau All the outdoor scenes were shot on location in Wyoming.

Tontonan 1966-1998 belum mengenal syuting mahasiswa pada acara televisi untuk memakai jas almamater.

Barangkali era 1966-1998 acara televisinya terlalu monoton dan tidak bersifat komersial, sehingga mahasiswa jarang menonton talk show di stasiun televisi. Kalaupun ada yang memakai jas almamater, sudah dipastikan hal itu adalah komunitas mahasiswa yang sedang berdemonstrasi.

Tontonan apa yang ada di era 1990-1998?

Tentu kita akan mengingat acara televisi unggulan tahun 1990-an. Tahun 1990-an merupakan tahun yang bersejarah bagi industri media televisi di Indonesia. Pada tahun ini terjadi perubahan struktur pasar dari monopoli ke oligopoli. Monopolisasi TVRI sudah digantikan oleh lima stasiun televisi swasta yang langsung diterima masyarakat yaitu RCTI, SCTV, TPI, Anteve dan Indosiar.

1. RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia).
Mengudara pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1989 sebagai stasium televisi lokal di Jakarta, kemudian pada tahun 1990 menjadi stasiun televisi nasional. Program-program unggulan RCTI pada tahun 1990-an antara lain :
Berita : Nuansa Pagi, Buletin Siang, Buletin Malam, Sekilas Info dengan news anchor : Ade Novit, Adolf Posumah, Atika Suri, Dana Iswara, Danke Drajat, Desi Anwar, Helmi Johannes, Teguh Juwarno dan Zsa Zsa Yusharyahya.
Serial Barat : Baywatch (David Hasselhoff, Pamela Anderson), Knight Rider (David Hasselhoff), The Six Million Dollar Man, McGyver, Beverly Hills 90210 (Jason Presley, Shanen Doherty), Friends (Matt LeBlanc, Jennifer Aniston).
Serial Anak : Doraemon, Candy Candy, Saint Seiya, Remi, Mighty Morphin Power Rangers, Ksatria Baja Hitam, Pasukan Turbo, Panji Manusia Millenium, Sesame Street.
Musik : Delta, Video Musik Indonesia.
Komedi : Lenong Rumpi (Debby Sahertian, Robby Tumewu, Ferina), Gara-Gara (Jimmy Gideon, Lydia Kandou), Ada-Ada Saja (Kadir, Doyok, Diana Pungky), Lika Liku Laki-Laki (Qomar, Dery, Ginanjar, Eman), Jin dan Jun (Sahrul Gunawan).
Kuis : Apa Ini Apa Itu (presenter : Elmo, diganti Jefrry Woworuntu), Kata Berkait (Nico Siahaan), Kuis Keluarga Lifebuoy, Telekuis Jari Jari (Pepeng), Piramida.
Sinetron : Rumah Kami, Keluarga Cemara, Si Doel Anak Sekolahan (Rano karno, Cornelia Agatha, Maudy Koesnadi).

2. SCTV (Surya Citra Televisi).
Mengudara pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya sebagai televisi lokal. Pada awal siarannya, SCTV merelay program-program RCTI karena belum bisa memproduksi sendiri. Dan akhirnya pada tahun 1993 mendapatkan ijin mengudara secara nasional dengan program-program produksi sendiri dan memidahkan kantor serta studionya ke Jakarta.
Berita : Liputan 6 dengan anchor : Arief Suditomo, Ira Koesno.
Serial Barat : The X-Files (David Duchovny, Gillian Andersen), Buffy the Vampire Slayer (Sarah Michelle Gellar, Allison Hannigan), Charmed (Shanen Doherty).
Telenovela : Maria Mercedes (Thalia), Maria Cinta Yang Hilang (Thalia), Kassandra, Esmeralda, Rosalinda (Thalia).
Serial Asia : White Snake Legend.
Serial Anak : Dunia Anak (presenter : Susan & Ria Enes, memutarkan film kartun : Fantastic 4, Street Fighter, Samurai X), Anak Ajaib (Joshua), Ultraman.
Komedi : Jinny oh Jinny (Diana Pungky, Indra Brugman), Spontan (Komeng, Ulfa, Mpok Atiek).

3. TPI (Televisi Pendidikan Indonesia).
Mengudara pertama kali pada tanggal 23 Januari 1991. Pada awal pendiriannya, TPI hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja dengan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyiarkan materi pelajaran pendidikan menengah. Pada tahap awal mengudara, TPI berbagi saluran dengan TVRI (TPI siaran pagi hari, TVRI mulai siaran sorenya). Perlahan-lahan TPI mengurangi misi edukatif dan menyiarkan acara-acara lain, termasuk kuis dan sinetron sebagai selingan. Dan sekarang sudah tidak menyiarkan acara edukasi lagi. Tahun 1998, pernah mengganti logo dengan tulisan Televsi Keluarga Indonesia meskipun masih tetap disingkat sebagai TPI.
Program unggulan TPI tahun 1990an :
Edukasi : Program pendidikan menengah dari Pustekkom Dikbud, Pelajaran bahasa Perancis (bersama Maudy Koesnadi).
Kuis : Pamoria (Ulfa Dwiyanti), Kuis Dangdut (Jaja Miharja), Gamezone (Tamara Geraldine), Komunikata (Isam Surentu).
Berita : Selamat Pagi Indonesia.
Serial Barat : USA High, Dawson Creek (James Van Der Beek, Katie Holmes).
Seriak Anak : Tatooed Teenage Alien Fighter, Lenong Bocah (Noval Kurnia, Okky Lukman), Si Komo, Cardcaptor Sakura.
Telenovela : Cinta Paulina (Gabriela Spanic).
Komedi : Chating (Cagur), Ngelaba (Patrio).

4. Anteve (Andalas Televisi).
Anteve (sekarang bernama antv) mengudara pertama kali pada tanggal 1 Januari 1993 sebagai stasiun telavisi lokal di Lampung dan Sumatra Selatan. Dan pada tanggal 18-nya mendapat ijin siaran nasional dari pemerintah. Tanggal 1 Maret 1993, Anteve meliput jalannya Sidang Umum MPR/DPR dan karena keberhasilannya itulah 1 Maret 1993 dinobatkan sebagai hari jadi Anteve. Pada tahun 1990-an, Anteve lebih banyak merelay acara MTV Asia yang sebelumnya hanya dapat disaksikan melalui parabola.
Berita : Lensa Olahraga, Cakrawala (anchor : Monica Desideria, Boy Noya).
Serial Asia : Monkey King.
Program Remaja : Planet Remaja.
Kuis : Aksara Bermakna (Sebelumnya sempat ditayangkan oleh TVRI dengan presenter yang sama : Bung Kepra), Family Feud, Famili 100 (versi Indonesia dari Family Feud, dengan presenter : Sonny Tulung).
Serial Barat : Hellen & The Boys (Serial remaja dari Perancis yang judul aslinya 'Hellen et les Garcons', didubbing dengan bahasa gaul ala Jakarta).
Serial Anak : Little Rascals.
Telenovela : Marisol.
Musik : MTV Morning Mania, MTV Most Wanted, MTV Asia Hitlist, MTV 100 % Indonesia (VJ : Mike Kaem, Nady Hutagalung, Sarah Sechan, Jamie Aditya, Donita, Shanty, Arie Untung).

5. Indosiar (Indosiar Visual Mandiri).
Indosiar pertama kali mengudara pada tanggal 11 Januari 1995. Pada awqal siarannya, Indosiar lebih banyak menayangkan serial drama Asia yang sukses diterima oleh pemirsa di rumah.
Berita : Fokus, Horison.
Serial Asia : Tokyo Love Story, Anything For You, Ordinary People, Kembalinya Pendekar Rajawali / Return of the Condor Hero (Andy Lau). To Liong To / Pedang Pembunuh Naga (Tony Leung).
Serial Kartun : Shulato, Time Quest (atau Teko Ajaib), Sailor Moon, Wedding Peach.
Program Remaja : Ekspresi (Moza Paramita).
Variety Show : Pesta (Hedy Yunus, Becky Tumewu), Gebyar BCA.
Sinetron : Noktah Merah Perkawinan (Cok Simbara, Berliana Febrianti, Ayu Azhari), Kipas-kipas Asmara (Zainal Abidin Domba), Abad 21 (Tengku Ryan, Vira Yuniar, Krisdayanti, Lulu Tobing), Tersanjung (Lulu Tobing, Ari Wibowo, Jeremy Tomas, Jihan Fahira), Deru Debu (Willy Dozan), Misteri Gunung Merapi, Dendam Nyi Pelet.

Sejak kapan acara syuting mahasiswa marak? Tontonan televisi era 2005-2015 menjadi trend mahasiswa syuting memakai jas almamater.

Acara tersebut yang paling ramai dimulai dari Kuis Siapa Berani (kuis ini tergolong kategori baik karena mengandung unsur pendidikan). Kuis Siapa Berani adalah sebuah acara kuis Indonesia ciptaan Helmy Yahya. Acara kuis ini dibawakan oleh Helmy Yahya dan Alya Rohali, dan pernah dibawakan oleh Iszur Muchtar, Edwin Manangsang, Denny Chandra, Becky Tumewu, dan Debby Sahertian. Kuis Siapa Berani? ditayangkan sejak 3 Juli 2000 hingga 30 Desember 2005 dan ditayangkan di Indosiar setiap Senin-Jumat pukul 08:00-09:00 WIB. Acara ini juga pernah memperoleh penghargaan Panasonic Awards tahun 2001 dan 2002 kategori acara kuis dan game show terfavorit. Kuis ini pernah memperoleh penghargaan rekor MURI, karena selama ≥750 episode, kuis ini telah mengumpulkan ≥750.000 peserta. Selanjutnya, kuis ini bereinkarnasi menjadi Siapa Lebih Berani? (RCTI, 2009), dan Siapa Paling Berani? (ANTV, 2011).

Kuis "Siapa Berani"

Acara televisi syuting mahasiswa selanjutnya yang berjas almamater yaitu Opera Van Java (OVJ). OVJ adalah acara komedi yang ditayangkan di Trans7. Ide acaranya adalah pertunjukkan wayang orang versi modern. Tahun 2009 (Opera Van Java Sahur), 2010-2011 (Sahurnya OVJ), 2012 (OVJ Sahurnya Indonesia), 2013 (Sahurnya OVJ) dan 2014 (Pasahur).

Acara "OVJ"

Selain itu jas almamater mahasiswa juga banyak ditemui pada acara talk show komedi Empat Mata Tukul di TRANS7. Empat Mata mulai tayang pada hari Minggu, 28 Mei 2006 merupakan reinkarnasi dari judul acara yang sama di TV7sebelum akhirnya dibeli oleh Trans Corporation. Acara yang ditayangkan lima kali dalam sepekan, yakni live (langsung) pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan taping (rekaman) untuk Senin dan Jumat pada pukul 21.30 23.00 WIB

Mahasiswa menyukai acara "Empat Mata Tukul"

Dan yang paling diminati pada tahun 2014 dengan syuting jas almamater mahasiswa yaitu acara Ini Talkshow Sule. Ini Talkshow adalah acara talk show yang dikemas dengan suasana santai. Membahas persoalan hangat yang ada di masyarakat dengan cara sederhana. Di acara ini juga akan memperlihatkan suasana rumah dan karakter-karakter yang ada di rumah tersebut. Di dalam acara ini, pemain-pemain juga bermain peran atau berakting sekaligus menanyakan bintang tamu dan persoalan di masyarakat. Acara ini merupakan garapan konsep dari acara talk show Comedy Nights with Kapil yang ditayangkan di India. Ini Talkshow memiliki izin dari produksi Comedy Nights with Kapil untuk ditayangkan. Ini Talkshow tayang setiap hari (Senin-Minggu), dengan tayang secara live setiap Selasa-Jum'at.

Acara "Ini Talkshow"


Barangkali mahasiswa sekarang sudah jauh dari tuntutan masyarakat saat ini. Ketika rakyat Indonesia tercekik dengan harga sembako yang mahal, harga bbm, listrik, gas, transportasi yang semakin mencekik, justru mahasiswanya sibuk dengan dunia syuting nonton acara talk show hiburan televisi. Tidak heran masyarakat kemudian menyindir dengan #SaveMahasiswa. Banyaknya acara-acara televisi yang tidak bermutu tersebut, sedikit banyak mempengaruhi pola pikir mahasiswa saat ini (generasi 2005-2015), menuju generasi hedonisme. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa manusia akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari hal-hal yang menyakitkan atau menghindari keprihatinan dan kesengsaraan dalam masyarakat. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan menjadi tindakan bagi manusia.

Peran dan Fungsi Mahasiswa

Mahasiswa perlu menelaah lagi mengenai peran dan fungsinya, menelaah seperti yang dikutip dari http://www.academia.edu.

Mahasiswa, pengertian mahasiswa menurut KBBI adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, secara adminitrasi mereka terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi. Tapi pengertian itu tidak hanya sebatas itu, Mahasiswa itu mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar terdaftar secara administrasi. Akan tetapi menjadi mahasiswa itu mengandung arti yang sangat luas, mahasiswa adalah agen pembawa perubahan. Menjadi mahasiswa itu merupakan kebanggaan dan juga sebagai tanggung jawab besar sebagai agen pembawa perubahan. Menjadi seseorang yang akan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Sebagai kaum intelektual, mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa. Pertama sebagai Agent Of Change, bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata. Mahasiswa adalah garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat, mengembalikan nilai-nilai kebenaran yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kaum elit yang hanya mementingkan dirinya dan nasib kelompoknya. Dan jangan sampai garda terdepan ini terikat dan terjebak oleh dunia politik (menjadi relawan partai) yang hanya mementingkan kelompoknya saja, sehingga melupakan peranannya sebagai agen of changes. Harapan bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadi generasi penerus yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa.

Peranan mahasiswa yang kedua sebagai Control Sosial, bahwa mahasiswa sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai pengontrol. Mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan juga mahasiswa menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat sebagai kontrol sosial. Sebagai pengontrol sosial mahasiswa memiliki tugas untuk mengontrol peraturan–peraturan dan kebijakan–kebijakan yang merugikan rakyat, terutama kebijakan yang dibuat hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya saja.

Peran mahasiswa yang ketiga adalah Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia–manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi–generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa merupakan aset cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaan merupakan momentum kaderisasi yang baik, sangat disayangkan bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.

Pada Intinya peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai garda/agen, yang memiliki tugas utama untuk membuat perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan negara. Mulai dari membawa perubahan, mengontrol, penengah pemerintah dengan rakyat, dan sebagai aset bangsa. Sebagai mahasiswa seharusnya bersifat kritis terhadap permasalahan yang ada sehingga mahasiswa dapat berjalan sesuai dengan peranan dan fungsinya.

Apa kabar mahasiswa era 2005-2020? Apakah sudah siap untuk mengabdi? Mau peduli untuk memperjuangkan rakyat atas segala penderitaan dan kesengsaraan? Atau masih sibuk dengan dunia syuting di acara talk show televisi dan perilaku tongsis? Silahkan direnungkan.

Kamis, 12 Maret 2015

MENIKMATI INDAHNYA TOL LAUT BALI

MENIKMATI INDAHNYA TOL LAUT BALI







Masyarakat Bali sudah menikmati Jalan Tol Laut Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Jalan tol sepanjang  12,7 km ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono di Gerbang Tol Nusa Dua, Bali pada hari Senin tanggal 23-9-2013. Ketika JKW baru berpikir "Tol Laut" saya malah sudah 2 tahun lebih menikmati pemandangan "Tol Laut"


RINGKASAN

Sebagai sebuah istilah, bahwa penulis menilai istilah “Tol Laut” agak kurang tepat, apalagi bila dikaitkan dengan jalan tol yang pada saat ini mendapatkan citra tidak terlalu baik di dalam masyarakat. “Sudah bayar, jalannya jelek dan macet pula” tentu tidak mau diasosiasikan dengan “Tol Laut” yang akan dikerjakan. Istilah “tol” yang diambil dari bahasa Inggris “toll” yang berarti charge/fee/levy/tariff dan segala jenis pembayaran lainnya hanya mengartikan untuk menggunakan fasilitas ini anda harus membayar. Tentu saja kita semua mahfum, yang dimaksud dan ditekankan oleh JKW bukanlah masalah pembayaran oleh pengguna, tetapi suatu “jalan” atau koridor laut yang “bebas hambatan”, yang bisa membuat angkutan antar pulau menjadi jauh lebih murah dan bisa diakses dengan mudah. Istilah “Jembatan Laut Bebas Hambatan” mungkin lebih cocok digunakan dibandingkan dengan “Tol laut” yang sudah terlanjur memasyarakat (Andhika, 2014)


“Tol Laut” Bagaimana Cara Mengimplementasikannya?
Oleh : Bobby Andhika


Pada saat tulisan ini dibuat, JKW dan JK – Presiden dan Wakil Presiden baru saja dilantik dan masyarakat dengan penuh harap menunggu dengan antusias pengumuman siapa yang akan membantu mereka di dalam kabinet, para elite profesional dan kader terbaik partai pendukung, yang akan memastikan semua program-program yang dijanjikan akan terimplementasi dengan baik.

JKW dengan yakin mengatakan “Tol Laut” adalah jawabannya.
Mari kita telaah, apakah “Tol Laut” yang dimaksud oleh JKW itu? Seberapa realistis program ini? Dan bagaimana mengimplementasikannya?

Dalam kampanye sebelumnya, “Tol Laut” sebagai bagian dari program andalan JKW untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di bidang maritim sering disebut sebagai sebuah solusi dari masalah yang tidak hanya datang dari kegusaran seorang JKW, tetapi juga kegelisahan hampir semua pelaku bisnis yang memerlukan jasa maritim dalam menjalankan usahanya.

Apabila disederhanakan, ada 2 pokok masalah yang ingin dijawab oleh JKW dengan memperkenalkan program atau istilah “Tol Laut” yaitu harga angkut antar pulau di Indonesia yang tinggi (bahkan pada beberapa kasus lebih tinggi dibanding dengan mengirimkan barang ke luar negeri) dan reliability atau keandalan/ketersediaan yang masih sangat terbatas. Sebuah ironi apabila para eksportir di pulau Jawa dapat setiap hari mengirimkan barangnya ke Singapura, sementara harus menunggu dalam waktu yang cukup lama untuk mengirimkan sesuatu ke Papua.

Sebagai sebuah istilah, penulis menilai istilah “Tol Laut” agak kurang tepat, apalagi bila dikaitkan dengan jalan tol yang pada saat ini mendapatkan citra tidak terlalu baik di dalam masyarakat. “Sudah bayar, jalannya jelek dan macet pula” tentu tidak mau diasosiasikan dengan “Tol Laut” yang akan dikerjakan. Istilah “tol” yang diambil dari bahasa Inggris “toll” yang berarti charge/fee/levy/tariff dan segala jenis pembayaran lainnya hanya mengartikan untuk menggunakan fasilitas ini anda harus membayar.

Tentu saja kita semua mahfum, yang dimaksud dan ditekankan oleh JKW bukanlah masalah pembayaran oleh pengguna, tetapi suatu “jalan” atau koridor laut yang “bebas hambatan”, yang bisa membuat angkutan antar pulau menjadi jauh lebih murah dan bisa diakses dengan mudah. Istilah “Jembatan Laut Bebas Hambatan” mungkin lebih cocok digunakan dibandingkan dengan “Tol laut” yang sudah terlanjur memasyarakat.

Apabila diasosiasikan dengan infrastruktur jalan darat, sayangnya ada perbedaan mendasar yang membuat infrastruktur angkutan laut menjadi jauh lebih sulit dan kompleks untuk dikerjakan.

Apabila kita membangun infrastruktur jalan darat, tergantung dengan lebar, kekuatan dan struktur geometris jalan, pada prinsipnya setelah jalan itu selesai, jalan itu bisa digunakan oleh segala jenis kendaraan baik motor, mobil maupun truk besar.

Transportasi laut dengan 2 infrastruktur dasar : pelabuhan dan kapal, tidak bisa disederhanakan sebagaimana moda transportasi darat.

Membangun pelabuhan, terutama pelabuhan modern dengan segala fasilitas pendukungnya, harus disesuaikan dengan peruntukan atau penggunaan dari pelabuhan tersebut. Pelabuhan untuk mengangkut manusia jauh berbeda dengan pelabuhan untuk mengangkut batu bara. Pelabuhan untuk mengangkut batu bara memiliki spesifikasi teknis yang sangat berbeda dengan pelabuhan untuk mengangkut kontainer. Fasilitas pendukung yang ada di pelabuhan kontainer hampir dipastikan tidak bisa digunakan untuk operasional kapal tanker untuk mengangkut barang-barang cair.

Begitu pula dengan kapal. Batu bara, bijih besi, nickel dan sejenisnya harus diangkut dengan menggunakan kapal curah kering yang tidak mungkin digunakan untuk mengangkut bahan bakar minyak. Kapal tanker yang dimiliki oleh Pertamina, tidak bisa dan tidak boleh digunakan untuk mengangkut kontainer. Kapal penumpang milik Pelni, secara teknis tidak memiliki fasilitas pendukung untuk mengangkut ternak dari Nusa Tenggara ke Jakarta.

Apakah ada pelabuhan dan kapal multi-purpose/multi-guna yang bisa digunakan untuk mengangkut semua jenis barang sehingga pembangunan “Tol Laut” atau “Jembatan Laut Bebas Hambatan” bisa dibangun untuk menghubungi pulau-pulau di Nusantara? Jawabannya : “ada”, tetapi pelabuhan dan kapal tersebut hanya terdapat di abad pertengahan, seperti yang digunakan oleh Christopher Columbus keliling dunia dan Cornelis de Houtman mendarat di pelabuhan Banten pada tahun 1596. Dimana pada masa itu, manusia, ternak dan barang diangkut di dalam kapal yang sama.

Tentu saja lelucon di atas, hanya bisa membuat kita tertawa getir, tetapi tidak bisa menjawab keinginan JKW untuk mengurangi harga angkutan laut antar pulau dan menyediakan moda angkutan laut yang handal.

Apa yang harus dilakukan oleh JKW-JK dan para pembantunya untuk mengimplementasikan “Jembatan Laut Bebas Hambatan” sebagai salah satu program andalannya?

Pemetaan adalah satu-satunya langkah pertama yang harus dilakukan. Pengambil kebijakan harus mengetahui dengan jelas trading pattern atau alur perdagangan atau alur transportasi laut yang pada saat ini terjadi dan apa yang akan diharapkan terjadi pada jangka pendek, menengah dan panjang ke depan.

Peta ini harus memuat data yang lengkap, meliputi (tetapi tidak terbatas pada) jenis barang, volume, frekuensi berikut dengan infrastruktur yang selama ini ada baik pelabuhan maupun kapal yang digunakan.

Dengan peta yang ada mulailah JKW-JK dengan semua tim terkait membuat rencana kerja pengembangan “Jembatan Laut Bebas Hambatan” yang tepat guna.

Membangun pelabuhan besar akan menjadi investasi boros yang sia-sia apabila jenis dan volume barang yang dimuat dan dibongkar di pelabuhan tersebut tidak sesuai.

Mengoperasikan kapal besar semacam ultra large container carrier akan membuat para ahli bisnis perkapalan bertanya-tanya kemana kapal itu akan disandarkan dan muatan apa yang tiba-tiba harus diangkut dalam jumlah 18,000 kontainer sekali angkut?

Implementasi terbaik dari “Jembatan Laut Bebas Hambatan” adalah membangun pelabuhan yang tepat dan mengoperasikan kapal yang sesuai dengan pola perdangan yang ada.

Sambil menunggu pembangunan dan perbaikan infrastruktur selesai, secara simultan pemerintah harus juga membenahi hal-hal yang menyebabkan tingginya biaya investasi dan biaya operasional dalam bidang angkutan laut.

Sampai saat ini, dalam pendanaan investasi pelaku usaha di Indonesia masih dibebani biaya bunga 2 kali lebih tinggi dari negara-negara tetangga. Harga Marine Fuel Oil (MFO) dan Marine Diesel Oil (MDO) yang dijual oleh Pertamina masih jauh lebih mahal dibandingkan dengan produk sejenis yang dijual di Singapura.